Agak berbeda dengan mobil yang jenisnya lebih banyak, jenis motor yang beredar di Indonesia sebelum 1965 jumlahnya sangat terbatas. Itupun kebanyakan berasal dari barang bawaan atau importir kecil. Populasi yang berseliweran di jalan pun tak banyak. Motor masih merupakan barang langka dan mahal.
Kecuali jenis motor type kecil, sangat jarang pemilik motor yang menggunakannya sesuai fungsinya sebagai alat transport sehari-hari. Pemilik motor sebagian besar hanya menggunakannya sebagai simbolstatus, atau sarana mejeng, terlebih pemilik motor besar. Di Jakarta saja Transportasi utama ketika itu selain mobil pribadi, adalah sepeda dan becak. Kendaraan Umum pun sangat terbatas.
1.DUCATI
Kenapa Ducati yang saya sebut terlebih dulu? Karena memang saat itu motor inilah yang terkecil kapasitasnya silindernya.
Motor yang ditempat asalnya disebut Cucciolo (si anak anjing mungil) ini disini disebut Sepeda Kumbang, atau kalau yang bicara sok pake basa Holanda, benda seperti ini namanya broomfiets. Dan karena kapasitas mesinnya hanya 50 cc, maka SIM yang diperlukan untuk mengemudikan motor ini dahulu hanyalah C1 saja. (Dulu ada SIM C terbatas yang warnanya putih, dan hanya bisa dipergunakan mengemudi motor dibawah 50 cc).
Perhatikan starternya (belum ada electric starter yah!) yang memakai tuas engkol mirip sepeda. Menyalakan mesinnya harus digenjot sama seperti sepeda. Bisa dalam posisi
stasioner ataupun langsung berjalan.
DKW Hummel, 1956
2.DKW
DKW atau Dampf Kraft Wagen asal Jerman ini, dulu terutama yang type 50 cc cukup populer disini. Starternya juga masih mempergunakan engkol sepeda.
HMW, 1957
3.HMW
HMW diproduksi di Austria, relatif singkat sejak 1949 sebelum tutup 1960. Produknya cukup banyak dijalanan Jakarta, sebelum punah karena ketiadaan suku cadang.
Zundapp KS100, 1965
4.Zundapp
Yang ini juga bikinan Jerman mulai beredar disini tahun 1951-1952, dengan kapasitas mesin juga 50 cc. Terakhir masuk type yang 100 cc tahun 1965, cukup banyak populasinya, tapi segera tersapu oleh motor Jepang yang lebih kencang larinya…..
Ini semua adalah motor yang bermesin kecil. Yang bensinnya irit tapi ogah lari. Kalau pemiliknya sedang keburu-buru, sang motor akan ‘terbang‘ kalau dipacu di atas kecepatan 50km/jam.
Tapi kalau jenis yang dibawah ini adalah motor-motor yang mampu menyaingi kecepatan mobil. 120 km/jam?. Hayu aja. Cukup stabil, asal ngeremnya gak pake pu’un atawa truk tanah…..
Rata-rata putaran mesin alias rpm-nya rendah, bunyi knalpotnya mantap dum, dum, dum. Paling pulen (nasi kaleee!) menurut saya adalah suara knalpotnya BMW, jelas, pelan, mantap blung, blung, blung. Kalau suara Harley Davidson dari jaman jadul suaranya sudah seperti musik rock yang setelan bassnya kegedean hawar, hawar, hawar, whaaaaarrrrrrr….!!!!
BSA C12, 250cc, 1956
5.BSA
Birmingham Small Arms Company adalah pabrik senjata yang sukses memproduksi sepeda motor. Setelah PDII produknya merajai Eropa, juga meng”interverensi” pasar Indonesia. Type yang populer disini adalah C12, 250cc keluaran tahun 1956 dan Godenflash Twin 650cc tahun 1957.
Norton ES2, 500cc, 1952
6.NORTON
Diproduksi oleh Inggris dari pabrikan Norton Motorcycles, juga di Birmingham. Norton terkenal diawal 60an berkat prestasinya di arena balap.
Yg terkenal disini adalah type ES2 500cc keluaran tahun 1952, yang diimpor resmi Pemerintah Indonesia untuk meremajakan kendaraan para Petugas Lapangan.
Ariel Huntmaster, 650cc, 1956
7.ARIEL
Jangan dikaitkan dengan nama penyanyi yang itu yah, ini nama motor yang terkenal ketika itu. Para Bujang yang mengendarai motor ini jaman Elvis tidak saja membuat para Dara klepek-klepek, tapi juga akan membuat mertua pun melirik. Diproduksi oleh
Ariel Motorcycles juga di Birmingham,Inggris, yang kemudian mergerdengan BSA pada tahun 1944. Model tahun 1956 Huntmaster 650cc ini cukup terkenal disini dan sekarang jadi buruan kolektor.
Jawa A350, 350cc, 1954
8.JAWA
Betul, asli, mereknya Jawa. Tapi bukan buatan Indonesia melainkan Ceko, dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan pulau Jawa atau suku Jawa yang ada di Indonesia. Nama ini kreasi dari sang pendiri pabrik Frantisek Janecek yang membeli pabrik Wanderer tahun 1929. Gabungan Janecek danWanderer ini lalu jadilah Jawa! Populasinya lumayan tinggi saat itu, meskipun tak cukup bergengsi seperti Ariel
PUCH 250 cc th 1960
9.PUCH
Pabrikan asal Austria yang sudah berproduksi sejak 1898 ini baru mulai masuk pasar Indonesia setelah PD II, sekitar tahun 1953-1954. Yang populer disini adalah yang ini, 250 cc tahun 1960.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar